PENGANTAR KEPADA KEJADIAN

I.    NAMA KITAB

  1. Dalam Bahasa Ibrani (yaitu, Naskah Masoretik) adalah kata pertama dari kitab ini, bereshith, “pada mulanya” atau “cara bermulanya.”
  2. Dari Alkitab bahasa Yunani (yaitu, terjemahan Septuaginta), adalah Genesis, yang berarti “awal” atau “asal-usul,” yang diambil dari Kej 2:4a. Ini mungkin adalah “frasa-garis besar” kunci dari si penulis atau tanda penerbit untuk mengaitkan biografi-biografi teologis yang berbeda menjadi satu sebagaimana dilakukan oleh para penulis naskah kuno Babilonia. Frasa garis besar kunci ini berfungsi sebagai suatu penyajian akhir, bukannya suatu pengantar.

II.    KANONISASI

  1. Ini adalah buku pertama dari bagian pertama dari kanonika Ibrani yang disebut “Taurat” atau “Pengajaran” atau “Hukum.”
  2. Bagian ini dalam Septuaginta dikenal sebagai Pentateukh (yaitu, lima gulungan kitab).
  3. Kadang-kadang dalam bahasa Inggris ini disebut sebagai “Lima Kitab Musa.”
  4. Kejadian-Ulangan adalah suatu catatan yang bersambungan oleh (suntingan) Musa mengenai penciptaan sampai pada kehidupan Musa.

III.    JENIS

      Kitab Kejadian terutama merupakan suatu gaya cerita teologis, historis, namun juga mencakup tipe-tipe lain dari jenis sastra:

  1. Drama Kesejarahan – contoh: 1: 1-3
  2. Puisi - contoh: 2:23; 4:2; 8:22
  3. Nubuatan - contoh: 3:15; 49:1 dst (juga puitis)

IV.    KEPENULISAN

  1. Alkitab sendiri tidak menyebutkan nama penulisnya (sebagaimana terjadi juga di banyak kitab PL). Kejadian tidak memiliki bagian-bagian yang menyebut “saya” seperti di Ezra, Nehemia, atau bagian yang menyebut “kami” seperti kitab Kisah. Pada akhirnya si penulis adalah Allah!
  2. Tradisi Yahudi:
    1. Para penulis Yahudi kuno mengatakan bahwa Musa menuliskannya:
      1. Karya Ben Sirah Ekklesiastikus, 24:23, yang ditulis sekitar 185 SM
      2. Baba Bathra 14b, suatu bagian dari Talmud
      3. Filo dari Aleksandria, Mesir, seorang filsuf Yahudi yang hidup sekitar tahun 20 SM sampai 42 M.
      4. Flavius Josefus, seorang sejarahwan Yahudi, yang hidup sekitar tahun 37-70 M.
    2. Ini adalah suatu wahyu kepada Musa
      1. Musa dikatakan telah menuliskan bagi umat:
        (1) Keluaran 17:14
        (2) Keluaran 24:4, 7
        (3) Keluaran 34:27, 28
        (4) Bilangan 33:2
        (5) Ulangan 31:9, 22, 24-26
      2. Allah dikatakan telah berbicara melalui Musa kepada umat:
        (1) Ulangan 5:4-5, 22
        (2) Ulangan 6:1
        (3) Ulangan 10:1
      3. Musa dikatakan telah mengatakan kata-kata dari Taurat kepada umat: (1) Ulangan 1:1, 3 (2) Ulangan 5:1 (3) Ulangan 27:1 (4) Ulangan 29:2 (5) Ulangan 31:1, 30 (6) Ulangan 32:44 (7) Ulangan 33:1
    3. Para penulis PL mengarahkannya pada Musa:
      1. Yosua 8:31
      2. II Raja-raja 14:6
      3. Ezra 6:18
      4. Nehemia 8:1; 13:1-2
      5. II Tawarikh 25:4; 34:12; 35:12
      6. Daniel 9:11
      7. Maleakhi 4:4
  3. Tradisi Kristen
    1. Yesus mengarahkan kutipan dari Taurat kepada Musa:
      1. Matius 8:4; 19:8
      2. Markus 1:44; 7:10; 10:5; 12:26
      3. Lukas 5:14; 16:31; 20:37; 24:27, 44
      4. Yohanes 5:46-47; 7:19, 23
    2. Para penulis PB lain mengarahkan kutipan dari Taurat kepada Musa:
      1. Lukas 2:22
      2. Kisah 3:22; 13:39; 15:1, 15-21; 26:22; 28:23
      3. Roma 10:5, 19
      4. I Korintus 9:9
      5. II Korintus 3:15
      6. Ibrani 10:28
      7. Wahyu 15:3
    3. Kebanyakan Baba-bapa gereja mula-mula menerima kepenulisan Musa. Namun demikian, Ireneus, Klemens dari Aleksandria, Origen dan Tertulian semua mempunyai pertanyaan tentang hubungan Musa dengan format kanonika Kejadian yang sekarang (lih. D. 2. pada halaman 5).
  4. Keahlian Moderen
    1. Secara nyata telah terdapat beberapa tambahan editorial pada Taurat (sepertinya, untuk membuat karya kuno menjadi lebih bisa dimengerti oleh para pembaca kontemporer, yang merupakan suatu ciri dari para ahli tulis penyalin dari Mesir):
      1. Kejadian 12:6; 13:7; 14:14; 21:34; 32:32; 36:31; 47:11
      2. Keluaran 11:3; 16:36
      3. Bilangan 12:3; 13:22; 15:22-23; 21:14-15; 32:33 dst
      4. Ulangan 3:14; 34:6
      5. Ahli-ahli tulis kuno sangatlah terdidik dan terlatih. Namun demikian, teknik mereka berlainan dari negara ke negara:
        (1) Di Mesopotamia, mereka sangat berhati-hati untuk tidak merubah apapun, dan bahkan memeriksa karya mereka demi keakuratannya. Ini adalah catatan kaki Ahli Tulis Sumeria kuno dari sekitar 1400 SM: “pekerjaan ini selesai dari awal sampai akhir, telah disalin, dibetulkan, diperbandingkan, dan di cocokkan tanda demi tanda”.
        (2) Di Mesir, mereka dengan bebas merubah naskah-naskah kuno untuk memperbaruinya bagi para pembaca kontemporer. Para ahli tulis di Qumran (yaitu, Gulungan Kitab Laut Mati) mengikuti pendekatan ini.
    2. Para ahli dari abad ke 19 berteori bahwa Taurat adalah suatu paduan dokumen dari berbagai sumber selama suatu kurun waktu yang panjang (Graff-Wellhausen). Teori ini didasarkan atas:
      1. nama-nama yang berlainan bagi Allah
      2. kegandaan-kegandaan yang nampak dalam naskah
      3. bentuk kesastraan dari catatan-catatan tersebut
      4. teologia dari catatan-catatan tersebut
    3. Perkiraan sumber-sumber dan tanggal-tanggal:
      1. sumber J (penggunaan YHWH dari Israel bagian selatan) - 950 SM.
      2. sumber E (penggunaan Elohim dari Israel bagian utara) - 850 SM.
      3. gabungan JE - 750 SM.
      4. sumber D (“Kitab Hukum,” II Raj 22:8, yang ditemukan pada waktu reformasi Yosia sementara merombak Bait Suci diperkirakan adalah kitab Ulangan, yang ditulis oleh seorang imam tak dikenal di jaman Yosia untuk mendukung reformasinya.) - 621 b.c.
      5. sumber P (penulisan kembali PL oleh para imam, khususnya ritual dan prosedur) - 400 b.c.
      6. Secara nyata tampak bahwa telah ada penambahan editorial terhadap Taurat. Orang Yahudi menegaskan bahwa ini adalah
        (1) Imam Besar (atau anggota keluarganya yang lain) pada waktu menulis
        (2) nabi Yeremia
        (3) Ezra si Ahli Tulis - IV Esdras mengatakan ia menuliskannya kembali karena naskah aslinya telah dirusak dalam kejatuhan Yerusalem dalam tahun 586 SM.
      7. Namun demikian, teori J. E. D. P. mengatakan lebih banyak mengenai teori-teori dan kategori-kategori kesastraan moderen kita dari pada bukti dari Taurat (R. K. Harrison, Pengantar Perjanjian Lama, hal. 495-541 dan Komentari Tyndale, “Imamat” hal. 15-25).
      8. Karakteristik dari Sastra Ibrani
        (1) Kegandaan, seperti Kej 1 & 2, adalah lazim dalam bahasa Ibrani. Biasanya suatu penjelasan umum diberikan, diikuti oleh catatan khusus (lih. Sepuluh Perintah dan Kode Kekudusan). Ini mungkin adalah cara untuk menonjolkan kebenaran atau membantu ingatan lisan.
        (2) Para rabi kuno mengatakan dua nama terlazim bagi Allah memiliki signifikansi teologis:
          (a) YHWH – nama Perjanjian bagi Tuhan dalam hubunganNya dengan Israel sebagai Juru Selamat dan Penebus (lih. Maz 19:7-14; 103).
          (b) Elohim – Tuhan sebagai Pencipta, Penyedia, dan pemelihara dari segala kehidupan di dunia (lih. Maz 19:1-6; 104).
          (c) Naskah-naskah Timur Dekat kuno lain menggunakan beberapa nama untuk menjelaskan illah mereka (lih. Ensiklopedia Kesulitan-kesulitan Alkitab oleh Gleason L. Archer, hal 68).
        (3) Lazimlah dalam sastra timur dekat bukan alkitab bagi munculnya suatu variasi gaya dan kosa kata dalam karya sastra yang disatukan (lih. Pengantar Perjanjian Lama, R. K. Harrison, hal. 522-526).
  5. Bukti dari sastra timur dekat mengisyaratkan bahwa Musa menggunakan dokumen-dokumen tulisan runcing kuno tertulis atau tradisi-tradisi lisan gaya Mesopotamia (patriarchal) untuk menulis Kejadian. Ini sama sekali tidak mengisyaratkan berkurangnya pengilhaman namun merupakan suatu upaya untuk menerangkan gejala sastra dari kitab Kejadian (lih. karya P. J. Wiseman Penemuan Baru di Babilonia mengenai Kejadian). Mulai dari Kej 37, suatu pengaruh gaya, format dan kosa kata Mesir yang ditandai sepertimya mengindikasikan Musa menggunakan baik hasil-hasil sastra atau tradisi-tradisi lisan dari jaman Israel baik di Mesir dan Mesopotamia. Seluruh pendidikan resmi Musa adalah dari Mesir! Pembentukan kesusastraan yang tepat dari Pentateukh tidak pasti. Saya percaya bahwa Musa adalah penghimpun dan penulis dari sebagian terbesar dari Pentateukh, walaupun ia mungkin telah menggunakan juru tulis dan/atau tradisi-tradisi lisan (patriarchal) dan tertulis. Tulisan-tulisannya telah diperbarui oleh para juru tulis dikemudian hari. Kesejarahan dan kebisa dipercayaan dari buku-buku pertama PL ini telah dilukiskan oleh arkeologi moderen.
  6. Ada suatu teori yang muncul bahwa ada juru-juru tulis (di berbagai wilayahdi Israel) yang mengerjakan bagian-bagian berbeda dari Pentateukh pada kurun waktu yang sama di bawah arahan Samuel (lih. I Sam 10:25). Teori ini pertama-tama diusulkan oleh karya E. Robertson Masalah Perjanjian Lama.

V.    TANGGAL

  1. Kejadian mencakup kurun waktu dari penciptaan dari semesta kepada keluarga Abraham. Adalah mungkin memberi tanggal pada kehidupan Abraham dari sastra sekuler di kurun waktu tersebut. Perkiraan tanggalnya kurang lebih adalah sekitar 2000 SM, yaitu milenium kedua SM. Dasar dari hal ini adalah
    1. bapa bertindak sebagai imam bagi keluarga (seperti Ayub)
    2. kehidupan bersifat pengembara mengikuti kawanan ternak
    3. perpindahan dari bangsa Semitik selama kurun waktu tersebut
  2. Peristiwa-peristiwa awal dari Kejadian 1-11 sungguh merupakan peristiwa sejarah (kemungkinan drama kesejarahan) namun tak bisa ditanggali oleh pengetahuan yang ada sekarang ini.
    1. Saya secara pribadi telah bisa menerima umur bumi sebagai beberapa milyar tahun (yaitu 14.6 milyar untuk alam semesta dan 4.6 milyar untuk bumi, lih.karya Hugh Ross Pertanyaan Kejadian dan Penciptaan dan Waktu).
    2. Namun demikian, saya juga percaya dalam penciptaan khusus Adam dan Hawa di kurun waktu yang jauh setelah itu. Sepertinya bagi saya Kejadian menyajika suatu jenis kerangka kerja “kesejarahan”, namun aspek kesejarahannya kabur pada awalnya (yaitu, Kej 1-3). Anak-anak dari Adam dan Hawa memulai kemasyarakatan Mesopotamia (yaitu. pasal 4). Jika kerangka kerja dipertahankan maka Adam adalah seorang manusia moderen (Homo sapien) dan bukan lebih merupakan manusia primitif Homo erectus. Jika ini benar maka pasti ada suatu perkembangan evolusional dalam primata-primata (lih. Komentari PL Tyndale, “Kejadian” oleh Kidner dan Siapakah Adam itu? Oleh Fazale Rana dan Hugh Ross) dan juga suatu penciptaan khusus oleh Allah di suatu waktu yang jauh dikemudian hari. Saya tidak sepenuhnya merasa nyaman dengan hal ini, namun ini adalah yangterbaik yang ssaya bisa lakukan dengan pengetahuan saya akan Alkitab dab Ilmu Pengetahuan saat ini.
  3. Haruslah diingat ketika mempelajari Kejadian bahwa peristiwa-peristiwa sejarahnya dicatat oleh Musa yang memimpin umat Allah keliar dari Mesir bisa jadi dalam tahun (1) 1445 SM, berdasarkan atas I Raja-raja 6:1; atau (2) 1290 SM, berdasarkan atas bukti dari arkeologi moderen. Oleh karena itu, baik oleh tradisi lisan, sumber-sumber tertulis yang tak dikenal, atau perwahyuan Illahi secara langsung, Musa mencatat “bagaimana semua bermula” berfokus pada “siapa” dan “mengapa,” bukan “bagaimana” dan “kapan”!
  4. Saya menulis komentari ini (Kejadian 1-11) di tahun 2001. Saya bergumul keras dengan hubungan antara Kejadian satu dan budaya barat moderen saya sendiri. Sebuah buku baru oleh John H. Walton, Dunia yang Hilang dalam Kejadian Satu, IVP (2009) telah membantu saya hanya untuk melihat betapa terpengaruhnya saya oleh latar belakang keberadaan saya sendiri. Saya percaya bahwa hermeneutika yang tepat dimulai dengan maksud dari si penulis asli namun nyata bagi saya bahwa teori hermeneutika saya lebih baik dari pada prakteknya. Buku oleh Walton ini adalah suatu pergeseran paradigma dalam pemikiran tentang Kejadian 1 sebagai berhubungan dengan asal-usul dari fungsi, bukan asal-usul materi dari alam semesta. Sungguh merupakan suatu pembuka mata. Karya ini telah meyakinkan saya mengenai satu cara baru untuk memandang naskah yang krusial ini yang mem-bypass perdebatan atas Ilmu pengetahuan vs. Iman, dunia tua vs. dunia muda, evolusi vs. penciptaan makhluk. Saya sangat menyarankan buku ini pada anda!

VI.    SUMBER-SUMBER UNTUK MENGUATKAN LATAR BELAKANG SEJARAH

  1. Kitab-kitab Alkitab yang lain
    1. Penciptaan – Mazmur 8; 19; 33; 50; 104; 148 dan PB (lih. Yoh 1:3; I Kor 8:6; Kol 1:16; Ibr 1:2)
    2. Jaman Abraham - Ayub
  2. Sumber-sumber Arkeologis
    1. Kesusastraan tertua yang dikenal yang merpakan paralel dari latar belakang budaya dari Kejadian 1-11 adalah tablet burhuruf runcing Ebla dari Syria bagian utara bertanggal sekitar 2500 SM, ditulis dalam bahasa Akkadia.
    2. Penciptaan
    1. Catatan Mesopotamia terdekat yang berurusan dengan penciptaan, Enuma Elish, bertanggal dari (1) Alkitab Pelajaran NIV, sekitar 1900-1700 SM. atau (2) karya John H. Walton Sastra Israel Kuno dalam Konteks Budayanya, hal. 21, sekitar 1000 SM. Ditemukan dalam perpustakaan Ashurbanipal di Niniwe dan salinan-salinan lain ditemukan di beberapa tempat. Ada tujuh tablet berhuruf runcing yang ditulis dalam bahasa Akkadia yang menjelaskan penciptaan oleh Marduk.
      (1) Dewa-dewa, Apsu (air jernih—jantan) dan Tiamat (air asin—betina) memiliki anak-anak yang ribut dan tidak patuh. Kedua dewa ini mencoba untuk menenangkan dewa-dewa muda ini.
      (2) Satu dari anak-anak Ea dan Damkina, Marduk (kepala dewa kota Babilonia yang sedang terbit), mengalahkan Tiamat. Ia membentuk bumi dan langit dari tubuh Tiamat tersebut.
      (3) Ea membentuk manusia dari dewa lain lagi yang telah dikalahkan, Kingu, yang adalah laki-laki pendamping/suami Tiamat setelah kematian Apsu. Umat manusia berasal dari darah Kingu.
      (4) Marduk dijadikan kepala dari dewa-dewa Babilonia.
    2. “meterai penciptaan” adalah suatu tablet berhuruf runcing yang merupakan suatu gambar dari seorang laki-laki dan perempuan telanjang di samping sebuah pohon buah-buahan dengan seekor ular yang melilit batang pohon dengan kepala pada pundak si wanita seolah-olah berbicara kepadanya. Guru Besar Arkeologi yang bersifat konservatif di Wheaton College, Alfred J. Hoerth, berkata bahwa meterai tersebut sekarang ditafsirkan sebagai menunjuk pada prostitusi. Ini adalah suatu contoh bagus bagaimana suatu peninggalan masa lalu ditafsirkan secara berlainan oleh berbagai individu dan dari waktu ke waktu. Potongan bukti ini harus dievaluasi kembali.
  3. Penciptaan dan Air Bah – Epos Atrahasis mencatat pemberontakan dari dewa-dewa rendahan karena kelebihan kerja dan penciptaan tujuh pasangan manusia (dari tanah liat, darah dan air liur) untuk melksanakan tugas-tugas dari dewa-dewa rendahan ini. Manusia dimusnahkan karena: (1) berjumlah terlalu banyak dan (2) ribut. Umat manusia jumlahnya dikurangi melalui satu wabah, dua kelaparan, dan akhirnya suatu air bah, yang direncanakan oleh Enlil. Atrahasis membangun suatu bahtera dan membawa binatang-binatang ke dalamnya untuk menyelamatkannya dari air. Peristiwa utama ini terlihat dengan urutan yang sama dalam Kejadian 1-8. Karangan berhuruf runcing ini bertanggal dari sekitar kurun waktu yang sama dengan Enuma Elish dan Epos Gilgamesh, sekitar 1900-1700 SM. Semua dalam bahasa Akkadia.
  4. Air Bah Nuh
    1. Sebuah tablet Sumeria dari Nippur, yang disebut Kejadiaan Eridu, bertanggal dari sekitar 1600 SM., memberitahukan mengenai Ziusudra dan banjir yang akan datang.
      (1) Enka, dewa air, memperingatkan Ziusudra akan suatu banjir yang akan datang.
      (2) Ziusudra, seorang imam raja, mempercayai perwahyuan ini dan membangun sebuah bahtera persegi dan memenuhinya dengan segala benih-benih.
      (3) Banjir tersebut berakhir dalam tujuh hari.
      (4) Ziusudra membuka satu jendela di bahtera tersebut dan melepaskan beberapa burung untuk melihat apakah dataran yang kering telah nampak.
      (5) Ia juga mempersembahkan korban lembu dan domba ketika ia meninggalkan bahtera tersebut.
    2. Suatu paduan catatan banjir Babilonia dari empat tablet Sumeria, yang dikenal sebagai Epos Gilgamesh aslinya bertanggal dari sekitar 2500-2400 SM., walaupun bentuk paduan tertulisnya dalam huruf runcing bahasa Akkadia, jauh di kemudian hari (sekitar 1900-1700 SM.). Hal ini memberitahukan mengenai seorang yang selamat dari banjr, Utnapishtim, yang menceritakan pada Gilgamesh, raja dari Uruk, bagaimana ia selamat dari banjir besar itu dan dianugerahi hidup yang kekal.
      (1) Ea, dewa air, memperingatkan akan kedatangan suatu banjir dan memberi tahu Utnapishtim (bentuk bahasa Babilonia dari Ziusudra) untuk membangun bahtera.
      (2) Utnapishtim dan keluarganya, beserta tanaman-tanaman penyembuh yang terpilih, selamat dari banjir tersebut.
      (3) Banjir tersebut berakhir tujuh hari.
      (4) Bahtera tersebut terdampar di Persia bagian utara, pada Gunung Nisir.
      (5) Ia mengirimkan tiga burung yang berbeda untuk melihat apakah dataran kering sudah muncul.
  5. Sastra Mesopotamia yang menjelaskan banjir kuno semuanya mengambil dari sumber yang sama. Nama-namanya sering berbeda, namun urutan kisahnya sama. Contohnya adalah bahwa Zivusudra, Atrahasis dan Utnapishtim semuanya mewakili raja manusia yang sama.
  6. Paralel-paralel sejarah pada peristiwa-peristiwa awal dari Kejadian dapat diterangkan dalam pandangan sebelum pemisahan (Kejadian 1-11) pengenalan dan pengalaman umat manusia akan Allah. Ingatan pokok kesejarahan yang benar ini telah dikembangkan dan dimitoskan kedalam catatan air bah sekarang yang lazim di seluruh dunia. Hal ini dapat pula dikatakan tidak hanya mengenai pencitaan (Kej 1,2) dan Air Bah (Kej 6-9) tetapi juga mengenai perkawinan-perkawinan anak manusia dan anak allah (Kej 6).
  7. Jaman Nenek Moyang (Jaman Perunggu Tengah)
    1. Tablet-tablet Mari – naskah-naskah pribadi dan undang-undang (budaya Ammon) dalam bahasa Akkadia dari sekitar 1700 SM.
    2. Tablet-tablet Nuzi – arsip-arsip berhuruf runcing dari keluarga-keluarga tertentu (kebudayaan Hor atau Hur) yang ditulis dalam bahasa Akkadia dari sekitar 100 mil sebelah Tenggara Niniwe sekitar 1500-1300 SM. Tablet-tablet ini mencatat prosedur-prosedur usaha keluarga. Untuk contoh yang lebih spesifik, lihat karya John H. Walton Sastra Kuno Israel dalam Konteks Budayanya, hal. 52-58
    3. Tablet-tablet Alalak – naskah-naskah berhuruf runcing dari Syria Utara dari sekitar 2000 SM.
    4. Beberapa nama yang ditemukan dalam Kejadian dicatat sebagai nama-nama dalam Tablet-tablet Mari: Serug, Peleg, Terah, dan Nahor. Nama-nama alkitabiah yang lain juga lazim: Abraham, Iskak, Yakub, Laban, dan Yusuf. Ini menunjukkan bahwa nama-nama alkitabiah cocok dengan waktu dan tempat ini.
  8. “Studi banding metodologi kesejarahan telah menunjukkan bahwa, sejalan dengan kaum Hitit, orang Ibrani kuno adalah pencatat sejarah timur dekat yang paling akurat, obyektif dan bertanggung jawab.” R. K Harrison, Kritik Alkitab, hal 5.
  9. Arkeologi telah terbukti sangat membantu dalam menetapkan kesejarahan Alkitab. Namun demikian, satu kata berhati-hati merupakan keharusan. Arkeologi bukanlah suatu panduan yang bisa dipercaya secara absolut karena
    1. teknik-teknik yang buruk dalam penggalian-penggalian awal.
    2. berbagai penafsiran yang sangat subyektif dari barang-barang temuan yang telah ditemukan
    3. tak adanya kronologi Timur Dekat kuno yang disetujui (walaupun ada yang sedang dikembangkan dari cincin pohon dan barang tembikar).
  10. Catatan penciptaan Mesir dapat ditemukan dalam karya John H. Walton, Sastra Israel Kuno dalam Konteks Budayanya (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1990) hal. 23-24, 32-34.
    1. Dalam sastra Mesir, penciptaan dimulai dengan suatu air purba yang kacau dan tak terstruktur. Penciptaan dilihat sebagai suatu pengembangan strutur (bukit) keluar dari kekacauan di air tersebut.
    2. Dalam sastra Mesir dari Memphis, penciptaan muncul dari kata-kata ucapan dari Ptah.
    3. Setiap kota utama Mesir mempunyai tradisi terpisah yang menekankan dewa-dewa pelindung mereka.
  11. Sebuah buku baru oleh John H. Walton, Dunia yang Hilang dari Kejadian Satu, IVP, 2009, menunjukkan hubungan antara kepercayaan-kepercayaan ANE mengenai keillahian dan semesta dalam suatu terang yang baru. Ia menegaskan (dan saya menyetujui) bahwa masalahnya tidaklah terlalu pada siapa menyalin siapa namun konsensus budaya umum dari seluruh ANE mengenai kesatuan dari yang “alamiah” dan “adikodrati.” Semua budaya-budaya berbagi sudut pandang umum ini. Sudut pandang Israel yang secara unik bersifat monoteis namun juga berbagi sudut-sudut pandang budaya ini.

VII.    SATUAN-SATUAN TULISAN (KONTEKS)

  1. Garis besar berasarkan ataas penggunakan Musa akan frasa “keturunan (dari)” (toledoth):
    1. asal-usul langit dan bumi, 1:1-2:3
    2. asal-usul umat manusia, 2:4-4:26
    3. keturunan Adam, 5:1-6:8
    4. keturunan Nuh, 6:9-9:17
    5. keturunan anak-anak Nuh, 10:1-11:9
    6. keturunan Sem, 11:10-26
    7. keturunan Terah (Abraham), 11:27-25:11
    8. keturunan Ismael, 25:12-18
    9. keturunan Iskak, 25:19-35:29
    10. keturunan Esau, 36:1-8
    11. keturunan anak-anak Esau, 36:9-43
    12. keturunan Jakub, 37:1-50:26 (#1-11 memiliki suatu latar belakang kesusastraan Mesopotamia namun #12 memiliki aroma kesusastraan Mesir.)
  2. Garis besar Teologis:
    1. penciptaan bagi umat manusia dan dari umat manusia, 1-2
    2. kejatuhan umat manusia dan makhluk ciptaan, 3
    3. akibat-akibat Kejatuhan tersebut, 4-11
      1. kejahatan mempengaruhi Kain dan keluarganya
      2. kejahatan mempengaruhi Set dan keluarganya
      3. kejahatan mempengaruhi setiap orang
      4. air bah besar
      5. kejahatan masih ada di dalam keluarga Nuh
      6. umat manusia masih dalam pemberontakan; menara Babel
      7. pemisahan Allah
    4. Satu orang bagi seluruh umat manusia (3:15), 12-50 (Rom 5:12-21)
      1. Abraham (12:1-3), 11:27-23:20
      2. Iskak, 24:1-26:35
      3. Yakub, 27:1-36:4
        (1) Yehuda (garis keturunan Mesias)
        (2) Yusuf (warisan tanah ganda), 37:1-50:26

VIII.    KEBENARAN-KEBENARAN UTAMA

  1. Bagaimana semuanya bermula?
    1. Bermula dengan Allah (Kejadian 1-2). Pandangan dunia Alkitab tidak bersifat politeisme namun monoteisme. Tidak berfokus pada masalah “bagaimana” dari penciptaan namun pada “siapa.” Cukup pendenk namun sangat kuat dalam penyajiannya. Teologia Alkitab adalah unik secara total pada jamannya walau beberapa dari kata-kata, pola-pola aktivitas, dan topik-topiknya ditemukan dalam sastra Mesopotamia lainnya.
    2. Allah menghendaki persekutuan. Penciptaan hanya merupakan satu tahap bagi Allah untuk bersekutu dengan manusia. Ini adalah “planet yang dijamah” (lih. C. S. Lewis).
    3. Tidak ada kemungkinan memahami bagian selebihnya dari Alkitab tanpa Kejadian 1,2-4 dan 11-12.
    4. Manusia harus menanggapi dengan iman kehendak Allah yang mereka pahami (Kej 15:6 dan Rom 4).
  2. Mengapa dunia demikian jahat dan tidak adil? Pada awalnya sebenarnya “sangat baik” (1:31), namun Adam dan Hawa berdosa (lih. Kej 3; Rom 3:9-18,23;5:17-21). Akibat-akibatnya yang dahsyat sangat nyata:
    1. Kain membunuh Habel (pasal 4)
    2. pembalasan Lamekh (4:23)
    3. perkawinan-perkawinan yang tidak sah (6:1-4)
    4. kejahatan manusia (6:5,11-12; 8:21)
    5. kemabukan Nuh (9)
    6. Menara Babel (11)
    7. politeisme Ur (11)
  3. Bagaimana Allah akan memperbaikinya?
    1. Mesias akan datang bagi semua manusia (3:15)
    2. Allah memanggil seseorang untuk memanggil semua (Kej 12:1-3 dan Kel 19:5-6, lih. Rom 5:12-21)
    3. Allah ingin bekerja sama dengan manusia yang telah jatuh (Adam, Hawa, Kain, Nuh, Abraham, bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa Lain) dan oleh anugerahnya menyediakan
      1. janji-janji
      2. perjanjian-perjanjian (bersyarat dan tak bersyarat)
      3. pengorbanan
      4. penyembahan

SIKLUS PEMBACAAN PERTAMA (lihat hal. xiv)

      Buku ini adalah komentari panduan belajar, yang artinya andalah yang bertanggung jawab untuk penafsiran anda akan Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam terang yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Janganlah menyerahkan hal ini pada seorang komentator.

      Baca keseluruhan kitab ini sekaligus. Sebutkan tema pokok dari keseluruhan buku dengan kalimat anda sendiri.

  1. Tema keseluruhan buku.
  2. Tipe literatur (genre)

SIKLUS PEMBACAAN KEDUA (lihat hal. xv)

      Buku ini adalah komentari panduan belajar, yang artinya andalah yang bertanggung jawab untuk penafsiran anda akan Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam terang yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Janganlah menyerahkan hal ini pada seorang komentator.

      Baca keseluruhan kitab ini sekaligus kedua kalinya. Garis besarkan pokok-pokok utama dan nyatakan pokok tersebut dalam satu kalimat.

  1. Pokok dari bagian tulisan yang pertama
  2. Pokok dari bagian tulisan yang kedua
  3. Pokok dari bagian tulisan yang ketiga
  4. Pokok dari bagian tulisan yang keempat
  5. dst.